Rantai Nilai (Value Chain) Ekonomi Kreatif Pertemuan 7 | D3TI-01 | 19.01.4326
Rantai Nilai pada suatu Produk
Rantai Nilai (value chain) adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu prosuk
atau jasa. Konsep ini dipopulerkan oleh Micahel Porter. Menurut konsep ini,
perusahaan dibagi menjadi dua bagian besar yaitu kegiatan utama dan kegiatan
pendukung. Kegiatan utama dibagi menjadi lima, yaitu (logistic masuk, manajemen
operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan, serta pelayanan/servis. Dan
kegiatan pendukung terbagi menjadi empat, yaitu (infrastruktur perusahaan,
manajemen SDM, teknologi, serta pengadaan.
Rantai Nilai (value chain) merupakan suatu gambaran
dimana menggambarkan tentang suatu keseluruhan aktivitas yang dijalankan dan dibutuhkan
untuk menghasilkan suatu barang atau jasa, mulai dari proses perancangan, input
data bahan mentah, proses rouksi sampai dengan pendistribusian ke konsumen,
serta pelayanan setelah pemasaran. Sehingga di setiap prosesnya/tahapannya, itu
saling berkaitan, dari awal sampai akhir.
Analisis rantai nilai (value chain) merupakan sebuah
alat analisis yang strategik yang digunakan untuk memahami secara baik tentang
informasi suatu perusahaan, baik dari segi keunggulan dll, yang digunakan untuk
mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat meningkatkan atau menurun pada sektor
biaya, dan juga untuk memahami secara lebih baik hubungan antara perusahaan
dengan pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain.
Rantai nilai adalah untuk mengidentifikasi dan
menghubungkan berbagai aktivitas strategik perusahaan. Sifat rantai nilai
tergantung pada sifat industri dan juga dapat berbeda beda untuk setiap
perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan organisasi yang tidak berorientasi pada
laba.
Analisis Value Chain memandang perusahaan sebagai
salah satu bagian dari rantai nilai produk. Rantai nilai produk merupakan
aktifitas yang berawal dari bahan mentah samapai dengan penanganan purna jual.
Rantai nilai ini mencakup aktifitas yang terjadi karena adanya hubungan dengan
pemasok (Supplier Linkages), dan hubungan dengan konsumen (Consumer Linkages).
Aktifitas ini merupakan kegiatan yang terpisah tapi sangat tergantung satu
dengan yang lainnya.
Analisi Value Chain membantu manajer untuk memahami
posisi perusahaan pada rantai nilai produk untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif. Pendekatan Analisis Value Chain dan Value Coalitions merupakan
pendekatan terbaik dalam membangun nilai perusahaan kearah yang lebih baik.
Dimana Analisis Value Chain dan Value Coalitions lebih mengarah berhubungan
dengan aktifitas di luar perusahaan. Konsep-konsep yang mendasari analisis
tersebut adalah setiap perusahaan menempati bagian tertentu atau beberapa
bagian dari keseluruhan pada rantai nilai.
Rantai
nilai menyediakan sarana untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan oleh sebuah
organisasi. Rantai Nilai mengidentifikasi bidang utama aktivitas primer dan
pendukung yang akan diminta untuk memberikan nilai kepada pelanggan organisasi dan berpotensi membedakan organisasi dari
pesaingnya. Kita dapat menggunakan konsep rantai nilai untuk mengembangkan peta proses tingkat
tinggi dalam organisasi.
Bila
mana menggunakan rantai nilai, hal yang paling mudah untuk memulai adalah
dengan operasi yang merupakan kegiatan inti dari rantai nilai ini. Yang mana
pada intinya adalah perusahaan
manufaktur dan kegiatan utama dari rantai nilai ini adalah ‘Membuat produk’. Namun, hal
tersebut hanya dapat dilakukan jika perusahaan manufaktur tersebut bisa
mendapatkan bahan baku yang merupakan kegiatan logistik masuk. Kegiatan
logistik keluar menyangkut pengiriman ke konsumen akhir. Dalam pemasaran dan penjualan, perusahaan perlu mempromosikan produk
dan menerima pesanan. Akhirnya, aktivitas melayani konsumen atau servis
melibatkan memberikan masukan kepada pelanggan mungkin dengan menjawab pertanyaan dan menangani
keluhan.


Komentar
Posting Komentar