IDE KREATIF EKONOMI KREATIF Pertemuan 3│D3TI-01│19.01.4326


IDE KREATIF


Dalam menciptakan suatu ide kreatif diperlukan suatu pertimbangan yang meliputi banyak hal, akan ada banyak saran yang diperlukan dan juga banyak unsur unsur yang ikut mensupport.


Membangun sebuah ide kreatif didasari dengan suatu permasalahan (problem). Kita harus coba menemukan serta menganalisis suatu permasalahan yang didapat tersebut tentang semua yang berkaitan dengan hal tersebut dan juga memperhatikan situasi kondisi di lingkungan sekarang (cari sebuah  gagasan, sekiranya apa yang dibutuhkan orang orang zaman sekarang) apa yang perlu di improve, apa yang kurang, apa kebutuhan pasar / melihat  pasaran.


Suatu karya yang tercipta dari adanya suatu permasalahan ataupun dari segi kebutuhan, diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan /  menutup , melengkapi kekurangan yang ada. Sehingga target target pasaran bisa tercapai. Menargetkan pasaran yang luas, kita harus merumuskan permasalahan kebutuhan pasar yang spesifik dan juga harus berupaya memiliki daya tarik yang beda.


Hal yang menarik adalah sebuah solusi. Pembahasan solusi ini masih luas dan harus mampu menampung segala macam masukan, agar bisa memiliki bebrapa opsi pilihan.

Penting juga bagi kita untuk memperhatikan Key Matrics, yaitu indicator indicator yang menyatakan kinerja dari hasil karya krestif kita, tentang bagaimana karya kita dinilai berjalan dengan baik dan bisa diperbaiki apabile belum berjalan dengan semestinya. Karena apabila suatu hasil karya kreatif tidak memliki Key Metrics, maka pengembangan karya yang telah dibuat menjadi sulit, bahkan seiring perkembangan karya tersebut Key Matrics perlu terus adanya pengembangan agar kinerjanya bertambah efektif dan efisien.


Hal selanjutnya yang termasuk penting dalam suatu karya adalah Value, Value menjadi alasna mengapa konsumen lebih memilih produk kita daripada produk yang lain.

Kita harus menonjolkan apa yang lebih dan apa yang “beda” dari karya yang telah kita buat, sehingga dengan demikian celah kegagalan dalam pemasaran produk hasil karya kita semakin kecil, bahkan bisa dikatakan konsumen tidak memiliki pilihan lain dalam menentukan produk mana yang akan dia gunakan selain produk kita, padahal masih ada produk – produk lain yang sejenis.

Power  yang dimiliki dari value ini sangatlah kuat, hanya dengan merubah kebiasaan atau pada intinya membuat karya yang kita buat menjadi beda bisa menjadikan karya kita unggul. Maka menjadi hal penting bagi kita untuk meletakkan “value” didalam karya kita   


Kita juga tak boleh lalai dalam meletakkan unsur Unfair Advantage dalam karya kita, yaitu sesuatu dalam karya kita yang benar – benar tidak dimiliki oleh yang lain. Seperti halnya hak cipta,  konten aktual, dan lain sebagainya, sehingga tidak hanya layak “dijual”.


Namun karya kita juga tidak bisa ditiru oleh orang lain, sebab dalam suatu karya, yang menjadikan suatu produk menjadi gagal adalah keengganannya untuk berkembang dan pada akhirnya karya ciptaannya ditiru bahkan dimodifikasi ataupun dimutakhirkan oleh orang lain. Kegagalan tersebut dapat dicegah dengan selalu membuka diri terhadap perkembangan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen merasa selalu terlayani dengan adanya peningkatan – peningkatan dari karya yang kita “jual”.


Hal yang penting bagi kita dalam “menjual” karya kita adalah dengan memahami customer segment, yaitu siapa sasaran dari produk yang kita hasilkan ataupun siapa kemungkinan yang akan “membeli” dan menggunakan barang atau jasa kita.

Sehingga dalam pembuatan ataupun pengembangan karya tersebut menjadi signifikan.dan antara kita menciptakan suatu karya dengan tujuan kita “menjual” karya tersebut menjadi hubungan yang realistis, jangan sampai kita membuat suatu karya yang “waw” tetapi dalam pemasarannya menjadi tidak realistis hanya karena customer segment yang salah.


Selanjutnya setelah menentukan customer segment kita juga harus memiliki “channels”, yaitu “orang-orang” yang akan menjadi tempat kita “menjual” produk kita ataupun menjadi penghubung untuk kita.

Kita harus menentukan dimana karya kita “dijual”, melalui siapa karya kita dipasarkan, dan bagaimana karya kita dipromosikan, sehingga proses karya hingga “terjua” menjadi jelas dan dapat diulang – ulang. Dan sebelum memulai produksi kita juga harus memikirkan tentang “Cost Structure”, yaitu tentang anggaran tentunya, tentang biaya riset dan lisensi, biaya produksi, biaya kantor, gaji karyawan, biaya marketing dan lain sebagainya


Hal terakhir yang akan kita bahas kali ini adalah bahwa kita harus memikirkan bagaimana perusahaan yang kita bangun memperoleh penghasilan. Perusahaan yang kita bangun membutuhkan Revenue Streams atau sumber penghasilan agar bisnis yang kita bangun bisa tetap hidup.


Revenue stream bisa berasal dari layanan yang bersifat sekali bayar atau one fee project. Atau kita bisa mencontoh dari beberapa perusahaan jasa layanan yang mendapatkan penghasilannya, dari fee yang kita berikan, bahkan seakan – akan kita mendapatkan semua layanannya secara gratis, dia memanfaatkan sisi lain dari jasa layanannya yang lebih menghasilkan untuk meng-cover layanan yang lain, sehingga semua faktor biaya tetap teratasi, dan customer pun juga tetap melayani.
           
Sekian artikel saya, Terima Kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep dan Konteks EK > EKONOMI KREATIF PERTEMUAN 2 D3TI-01 19.01.4326